Kamis, 15 November 2012

Individu Keluarga dan Masyarakat


1.       Pertumbuhan individu
Pertumbuhan adalah proses perubahan fisiologis yang bersifat progresif dan kontinu serta berlangsung dalam periode tertentu.
Pertumbuhan adalah perubahan fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik yang berlangsung secara normal pada anak yang sehat, dalam perjalanan waktu tertentu.
Hasil pertumbuhan antara lain berwujud bertambahnya ukuran-ukuran kuantitatif badan anak, seperti bertambahnya berat, panjang, atau tinggi badan, tulang dan otot menjadi lebih kuat, lingkar tubuh menjadi lebih besar, dan organ tubuh menjadi lebih sempurna. Pada akhirnya pertumbuhan ini mencapai titik akhir, yang berarti bahwa pertumbuhan telah selesai. Bahkan justru pada usia tertentu, misalnya usia lanjut, justru ada bagian-bagian fisik tertentu yang mengalami penurunan dan pengurangan.
Perkembangan adalah perubahan karakteristik yang khas dari gejala-gejala psikologis ke arah yang lebih maju. Dengan kata lain, perkembangan sebagai suatu proses perubahan yang bersifat progresif dan menyebabkan tercapainya kemampuan dan karakteristik psikis yang baru.
Prinsip-prinsip Perkembangan
a.       Prinsip Kesatuan Organis
Anak merupakan suatu kesatuan perkembangan antara fungsi yang satu dengan yang lain saling berpengaruh. Tiap-tiap fungsi tadi hanya mempunyai arti apabila ditinjau dari keseluruhannya.
b.      Prinsip Tempo dan Irama Perkembangan
Menekankan bahwa tiap-tiap individu mempunyai tempo dan irama yang berbeda-beda di dalam perkembangannya; ada yang cepat dan ada yang lambat.
c.       Tiap-tiap individu mengikuti pola perkembangan yang umum/relative sama
Meskipun individu mempunyai tempo dan perkembangan yang berbeda-beda sesuai dengan potensinya, akan tetapi individu tersebut masih mengikuti garis perkembangan yang umum.
d.      Prinsip interaksi
Antara pembawaan dan lingkungan saling berpengaruh di dalam perkembangan anak.
e.      Prinsip Kematangan
Usaha belajar atau pendidikan yang diberikan oleh pendidik sangat tergantung pada kematangan anak, artinya di dalam mendidik anak, orang tidak dapat memaksakan materi pendidikan yang melebihi batas tingkat kematangannya.
f.        Setiap proses perkembangan terdapat hasrat untuk mempertahankan diri dan mengembangkan diri.
g.       Fungsi psikis tidak timbul secara berturut-turut, tetapi secara bersamaan.
h.      Perkembangan mengikuti proses diferensiasi dan integrasi.
Dengan bertambahnya umur, perkembangan anak akan semakin maju pula, sehingga terjadi proses yang disebut deferensiasi dan integrasi.
i.         Pertumbuhan dan perkembangan membutuhkan suatu asuhan atau bimbingan dan yang dilakukan secara sadar.
Tahapan dan Tugas Perkembangan
Perkembangan adalah berbagai ciri perkembangan yang diharapkan timbul dan dimiliki setiap anak pada setiap masa dalam periode perkembangannya. Periodesasi seperti ini di antaranya:
a.       Masa bayi dan kanak-kanak (infacy and early childhood) : umur 0 – 6 tahun
b.      Masa sekolah atau pertengahan kanak-kanak (middle childhood): umur 6 – 12 tahun
c.       Masa remaja (adolescence): umur 12 – 18 tahun
d.      Masa awal dewasa (early adulthood): umur 18 – 30 tahun
e.      Masa dewasa pertengahan (middle age): umur 30 -50 tahun
f.        Masa tua (latter maturity): 50 tahun ke atas
Tugas-tugas perkembangan masa remaja (menurut Hurlock, 1991):
a.       Mampu menerima keadaan fisiknya
b.      Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
c.       Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan jenis
d.      Mencapai kemandirian emosional
e.      Mencapai kemandirian ekonomi
f.        Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
g.       Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orangtua
h.      Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk memasuki dunia dewasa
i.         Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
j.        Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan keluarga
Periodesasi Perkembangan Menurut Konsep Islam:
a.       Periode pra-konsepsi, yaitu perkembangan manusia sebelum masa pembuahan sperma dan ovum. Meskipun pada periode ini wujud manusia belum berbentuk, tetapi hal ini berkaitan dengan ”bibit” manusia, yang akan mempengaruhi kualitas generasi yang akan dilahirkan kelak.
b.      Periode pra-natal, yaitu periode perkembangan manusia yang dimulai dari pembuahan sperma dan ovum sampai masa kelahiran. Periode ini dibagi atas empat fase, yaitu:
-          Fase nuthfah (zigot), dimulai sejak pembuahan sampai usia 40 hari dalam kandungan
-          Fase ’alaqah (embrio) selama 40 hari
-          Fase mudhahah (janin) selama 4 hari, dan
-          Fase peniupan ruh ke jasan janin dalam kandungan setelah genap berusia 4 bulan
c.       Periode kelahiran sampai meninggal dunia, yang terdiri atas beberapa fase, yaitu:
-          Fase neo-natus, mulai dari kelahiran sampai kira-kira minggu keempat
-          Fase al-thifl (kanak-kanak), mulai usia 1 bulan sampai usia sekitar 7 tahun
-          Fase tamyiz, yaitu fase di mana anak mulai mampu membedakan yang baik dengan yang buruk, yang benar dan yang salah. Fase ini dimulai sekitar usia 7 sampai 12 atau 13 tahun
-          Fase baliqh, yaitu fase di mana usia anak telah mencapai usia muda, yang ditandai dengan mimppi bagi laki-laki dan haid bagi perempuan. Fada masa ini, anak telah memiliki kesadaran penuh akan dirinya, sehingga ia diberi beban taklif (tanggung jawab). Fase ini disebut juga dengan fase ’aqil (fase tingkah laku intelektual seseorang mencapai kondisi puncak, sehingga mampu membedakan perilaku yang benar dan salah, baik dan buruk). Fase ini dimulai usia sekitar 15 tahun sampai 40 tahun.
-          Fase kearifan dan kebijakan, yaitu fase di mana seseorang telah memiliki tingkat kesadaran dan kecerdasan emosional, moral, spiritual dan agama secara mendalam. Fase ini disebut juga fase ’auliya wa anbiya’, yaitu fase dimana perilaku manusia dituntu seperti perilaku yang diperankan oleh Nabi Allah. Fase ini dimulai usia 40 tahun sampai meninggal dunia
-          Fase kematian, yaitu fase di mana nyawa telah hilang dari jasad manusia. Hilangnya naywa menunjukkan pisahnya ruh dan jasad mahusia, yang merupakan akhir dari kehidupan dunia. Fase kematian ini diawali dengan adanya naza’ yaitu awal pencabutan nyawa oleh malaikat Izrail.

2.       Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman 1998 (dalam Setiawati & Santun, 2008) adalah :
a.       Fungsi Afektif
Fungsi afektif adalah fungsi internal  keluarga sebagai dasar kekuatan keluarga. Didalamnya terkait dengan saling mengasihi, saling mendukung dan saling menghargai antar anggota kelurga.
b.       Fungsi Sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang mengembangkan proses interaksi dalam keluarga. Sosialisasi dimulai sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar bersosialisasi.
c.       Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi adalah fungsi keluarga untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d.       Fungsi Ekomomi
Fungsi ekonomi adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota keluarganya yaitu : sandang, pangan dan papan.
e.      Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan adalah fungsi keluarga untuk mencegah terjadinya masalah kesehatan dan merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kesehatan.



Ada lima fungsi yang dapat dijalankan keluarga menurut Effendi ( 1998), yaitu :
1.       Fungsi biologis
a.       Untuk meneruskan keturunan.
b.      Memelihara dan membesarkan anak.
c.       Memenuhi kebutuhan gizi keluarga.
d.      Memelihara dan merawat anggota keluarga .
2.       Fungsi psikologis
a.       Memberikan kasih sayang dan rasa aman .
b.      Memberikan perhatian diantara anggota keluarga .
c.       Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga .
d.      Memberikan identitas keluarga.
3.       Fungsi sosialisasi
a.       Membina sosialisi pada anak.
b.      Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
c.       Meneruskan nilai-nilai budaya.
4.       Fungsi ekonomi
a.       Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan
keluarga.
b.      Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
c.       Menabung untuk memenuhi kebutuhan -kebutuhan keluarga dimasa
yang akan datang, misalnya pendidikan anak-anak, jaminan hari tua
dan sebagainya.
5.       Fungsi pendidikan
a.       Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan ,
dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang
dimilikinya.
b.      Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang
dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa.
c.       Mendidik anak sesuai dengan tingkat -tingkat perkembangannya.
Keluarga (bahasa Sanskerta: "kulawarga"; "ras" dan "warga" yang berarti "anggota") adalah lingkungan yang terdapat beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah.
Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memiliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab di antara individu tersebut.
 Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.



3.       Individu keluarga dan masyarakat

Pengertian Individu, Keluarga, Dan Masyarakat
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi, 1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya. Terdapat tiga aspek yang melekat sebagai persepsi terhadap individu, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis-rohaniah, dan aspek-sosial yang bila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat pada aspek yang lainnya. Individu dalam tingkah laku menurut pola pribadinya ada 3 kemungkinan, pertama menyimpang dari norma kolektif kehilangan individualitasnya, kedua takluk terhadap kolektif, dan ketiga memengaruhi masyarakat (Hartomo, 2004: 64).
Individu tidak akan jelas identitasnya tanpa adanya suatu masyrakat yang menjadi latar belakang keberadaanya. Individu berusaha mengambil jarak dan memproses dirinya untuk membentuk perilakunya yang selaras dengan keadaan dan kebiasaan yang sesuai dengan perilaku yang telah ada pada dirinya.
Manusia sebagai individu salalu berada di tengah-tengah kelompok individu yang sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang dapat membentuknya pribadinya. Namun tidak semua lingkungan menjadi faktor pendukung pembentukan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukan pribadi.
Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap individu dan khususnya terhadap pembentukan individualitasnya adalah besar, namun sebaliknya individu pun berkemampuan untuk mempengaruhi masyarakat. Kemampuan individu merupakan hal yang utama dalam hubungannya dengan manusia.
4.       Hubungan antara individu keluarga dan masyarakat
Manusia adalah sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat di pisahkan antara jiwa dan raganya, oleh karena itu dalam proses perkembangannya perlu keterpaduan antara perkembangan jasmani maupun rohaninya.
Sebagai makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di tengah–tengah masyarakat.
Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu  menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi tersebut.
Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan gejala – gejalanya. Karena di sini akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota kelompok  atau anggota masyarakat.

5.       Urbanisasi

Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan, fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi Urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi. perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni: Migrasi Penduduk dan Mobilitas Penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota. Sedangkan Mobilitas Penduduk berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
A. Faktor Penarik Terjadinya Urbanisasi
1.     Kehidupan kota yang lebih modern
2.     Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
3.     Banyak lapangan pekerjaan di kota
4.     Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas

B. Faktor Pendorong Terjadinya Urbanisasi
1.     Lahan pertanian semakin sempit
2.     Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
3.     Menganggur karena tidak banyak lapangan pekerjaan di desa
4.     Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
5.     Diusir dari desa asal
6.     Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
C. Keuntungan Urbanisasi
1.     Memoderenisasikan warga desa
2.     Menambah pengetahuan warga desa
3.     Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu daerah
4.     Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat desa

D. Akibat urbanisasi
1.     Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru dipinggiran kota
2.     Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap)
3.     Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi persyaratan kesehatan
4.     Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan kerawanan sosial dan kriminal

0 komentar:

Posting Komentar