This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Minggu, 31 Januari 2016

Kritik Tipikal Bangunan Komersil

Kritik Tipikal Bangunan Komersil
Kritik Tipikal/Kritik Tipical (Typical Criticism) adalah sebuah metode kritik yang termasuk pada kritik Kritik Normatif (Normative Criticism). Kritik Tipikal yaitu metode kritik dengan membandingkan obyek yang dianalisis dengan bangunan sejenis lainnya, dalam hal ini bangunan publik.
Obyek yang dianalisis                          : Depok Town Square
Bangunan pembanding sejenis          : Cilandak Town Square
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjD64b8giNzQdHjlnQanXtYGLV81-9HBCz8oVRTSxYVqxC6l8pvSM4an4tWHHhhvUt7LTrjldaxXePFZESuuGiXzL9jJ9o4J_YbOm9bNfTe-FfEJKcXk5_LV9nmplvlauqKJbqfLOjx4_w/s1600/1d.jpg
Depok Town Square (Detos)

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEianuVwP-XUMo4ciub3cAKCfiPz3jw4x36DwX-Mjfg8SQrqUTNBtX2lxnq7QwHg8HUgeHgV2aTKPlyWXa0vDPSFWzASWroZu4CORAy8jzvVbx-ETPYs9BSOuhe7MMkD0WZnww3R7c8H8pk/s1600/2d.jpg
Cilandak Town Square (Citos)

Depok Town Square adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di Jalan Margonda Raya, Depok. Tempat ini merupakan salah satu tempat tujuan untuk berbelanja bagi penduduk yang bermukim di Depok. Cilandak Town Square adalah sebuah pusat perbelanjaan yang terletak di daerah Cilandak. Tempat ini merupakan salah satu tempat tujuan untuk berbelanja bagi penduduk yang bermukim di daerah Jakarta Selatan.
Dalam hal ini Citos merupakan salah satu Town Square pertama yang berdiri di kota Jakarta dan telah banyak menginspirasi bangunan publik sejenisnya dalam hal perancangan arsitekturnya. Maka dari itu dengan menggunakan metode kritik tipikal akan dibandingkan kedua bangunan public sejenis ini dengan parameter yang disediakan sehingga dapat diketahui apakah Detos sudah memenuhi standar untuk menjadi sebuah Town Square di kota Depok.

Keterangan :
Detos                      : Depok Town Square
Citos                       : Cilandak Town Square 
Elemen Struktur
Jenis Bahan
Detos :
            Fasad bangunan         : Kaca, beton dan besi
            Struktur                     : Kolom dan balok beton
            Plat Lantai                 : Keramik marmer
Citos :
            Fasad bangunan         : Kaca dan beton
            Struktur                     : Kolom dan balok beton
            Plat Lantai                  : Plat beton dengan finishing cat
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhB4EdF2lseQkPOZprP6phw5T19-uBWcL8ePP7YCTKdDZmVtj_XyWRayZOBQ_btphW_wfaPjZG2myopvlsgcTlOGnsnzy5IB58uy4MR2MryEEntYn3wyZSqsbdm7gkODOx65LPapLxVUGg/s1600/3d.jpg
Interior Depok Town Square

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEieOjP_Ozcd3wAFq-LpR-yWD_TPK5h-g3cjz_VlyZlowpP4wooKjURY5-sYWMrTdivdUTi61LkmB0eLILaakw85XaP6nkJzD68rCQuk8r1SEByh4az8Bhm15lm4vT4RWpofn__R2vRyxEQ/s1600/4d.jpg
Interior Cilandak Town Square

Sistem Struktur
Detos  : kolom dan balok beton dengan pondasi tiang pancang
Citos    : kolom dan balok beton dengan pondasi tiang pancang

Sistem Utilitas
Detos  : sistem utilitas terlihat baik, dan fasilitas pendukung ruangan seperti ac, listrik dan supply air semua berjalan dengan lancar.

Citos    : sistem utilitas terlihat baik, dan fasilitas pendukung ruangan seperti ac, listrik dan supply air semua berjalan dengan lancar hanya saja kebersihan dan keterawatannya jauh lebih baik dari Detos.

Fungsi Bangunan
Detos  : Bangunan komersial yang lebih mengarah ke pusat perbelanjaan. Oleh karena itu Detos memiliki banyak kios-kios untuk disewakan dibandingkan dengan Citos.
Citos    : Bangunan komersial yang lebih mengarah ke tempat hang-out(berkumpul). Memiliki banyak cafe dan restoran dengan konsep interior yang baik.

Bentuk Bangunan
Detos  : Bentuk bangunan terlihat masif dan perancangannya lebih mengutamakan space untuk ruang dalam yang luas(memaksimalkan lahan untuk bangunan). Untuk memberikan efek modern dan asimetris pada fasad diberikan bentukan-bentukan yang unik dengan menggunakan material  yang bervariasi baik warna dan jenisnya.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgajMBlyqK5htslFQ1kRNYLXOa7ETBPOUFQJKP-z1_56lmJmObhDiLimzaeH-Qape6yOyfUuAjI6IXdZYjVv3oQW3-TOCpPQD_ae_gYno6mP0QklPak12UvVfyCL3lPbP7mEKZAosP9nNw/s1600/5d.jpg
Fasad Depok Town Square
Citos    : Bentuk bangunan memanjang (linier) dan lebih mengutamakan perancangan ruang terbukanya, perancangan interior terlihat lebih terbuka dan sadar l;ingkungan dengan banyaknya teras dan balkon serta awning polikarbonat yang memberikan pencahayaan alami ketika siang hari.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhjMEOxnlV_P-74x0TVjiQjm57HuW2U7OAPcjcgTztFqlBcCwojIEiioecPlaL71Wt9T-JvRmY1dDicZCdASMkFaPOYiCajOsRQ_LfedU_42EBbXcR9o1U-8UmIF3JU-o1JblspoDMgdO0/s1600/6d.jpg
Fasad Cilandak Town Square
Kesimpulan
Dari hasil analisis dengan metode tipikal didapat hasil bahwa bangunan Detos sudah cukup memenuhi kriteria untuk menjadi bangunan publik berdasarkan cukup banyaknya hasil yang sama dari parameter yang dijadikan standar. Citos sebagai bangunan Town Square yang pertama ada di Jakarta telah memberikan inspirasi bagi Depok Town Square untuk mengadopsi nilai-nilai dalam perancangan sebuah Town Square. Ada pun yang masih perlu diperhatikan adalah perancangan ruang terbuka harus diperhatikan agar kesan Town Square semakin terlihat.

Sumber  

KRITIK DESKRIPTIF



KRITIK DESKRIPTIF
Definisi
Bersifat tidak menilai, tidak menafsirkan, atau semata-mata membantu orang melihat apa yang sesungguhnya ada. Kritik ini berusaha mencirikan fakta-fakta yang menyangkut sesuatu lingkungan tertentu. Dibanding metode kritik lain kritik deskriptif tampak lebih nyata (factual).
-          Deskriptif mencatat fakta-fakta pengalaman seseorang terhadap bangunan atau kota.
-          Lebih bertujuan pada kenyataan bahwa jika kita tahu apa yang sesungguhnya suatu kejadian dan proses kejadiannya maka kita dapat lebih memahami makna bangunan.
-          Lebih dipahami sebagai sebuah landasan untuk memahami bangunan melalui berbagai unsur bentuk yang ditampilkannya.
-          Tidak dipandang sebagai bentuk to judge atau to interprete. Tetapi sekadar metode untuk melihat bangunan sebagaimana apa adanya dan apa yang terjadi di dalamnya.
Metode
1.         Depictive Criticism (Gambaran bangunan)
Depictive cenderung tidak dipandang sebagai sebuah bentuk kritik karena ia tidak didasarkan pada pernyataan baik atau buruk sebuah bangunan. Sebagaimana tradisi dalam kritik kesenian yang lain, metode ini menyatakan apa yang sesungguhnya ada dan terjadi disana. Masyarakat cenderung memandang dunia sesuai dengan keterbatasan pengalaman masa lalunya, maka melalui perhatian yang jeli terhadap aspek tertentu bangunan dan menceritakan kepada kita apa yang telah dilihat, kritik depiktif telah menjadi satu metode penting untuk membangkitkan satu catatan pengalaman baru seseorang. Kritik depiktif tidak butuh pernyataan betul atau salah karena penilaian dapat menjadi bias akibat pengalaman seseorang di masa lalunya. Kritik depiktif lebih mengesankan sebagai seorang editor atau reporter, yang menghindari penyempitan atau perluasan perhatian terhadap satu aspek bangunan agar terhindar dari pengertian kritikus sebagai interpreter atau advocate.
-          Static (Secara Grafis)
Depictive criticism dalam aspek static memfocuskan perhatian pada elemen-elemen, bentuk (form), bahan (materials) dan permukaan (texture). Penelusuran aspek static dalam depictive criticism seringkali digunakan oleh para kritikus untuk memberi pandangan kepada pembaca agar memahami apa yang telah dilihatnya sebelum menentukan penafsiran terhadap apa yang dilihatnya kemudian. Penggunaan media grafis dalam depictive critisim dapat dengan baik merekam dan mengalihkan informasi bangunan secara non verbal tanpa kekhawatiran terhadap bias. Aspek static depictive criticism dapat dilakukan melalui beberapa cara survey antara lain : fotografi, diagram, pengukuran dan deskripsi verbal (kata-kata).
-          Dynamic (Secara Verbal)
Tidak seperti aspek static, aspek dinamik depictive mencoba melihat bagaimana bangunan digunakan bukan dari apa bangunan di buat. Aspek dinamis mengkritisi bangunan melalui : Bagaimana manusia bergerak melalui ruang-ruang sebuah bangunan? Apa yang terjadi disana? Pengalaman apa yang telah dihasilkan dari sebuah lingkungan fisik? Bagaimana bangunan dipengaruhi oleh kejadian-kejadian yang ada didalamnya dan disekitarnya?
-          Process (Secara Prosedural)
Merupakan satu bentuk depictive criticism yang menginformasikan kepada kita tentang proses bagaimana sebab-sebab lingkungan fisik terjadi seperti itu. Bila kritik yang lain dibentuk melalui pengkarakteristikan informasi yang datang ketika bangunan itu telah ada, maka kritik depiktif (aspek proses) lebih melihat pada langkah-langkah keputusan dalam proses desain yang meliputi :
a.          Kapan bangunan itu mulai direncanakan,
b.          Bagaimana perubahannya,
c.          Bagaimana ia diperbaiki,
d.          Bagaimana proses pembentukannya.
2.        Biographical Criticism (Riwayat Hidup)
Kritik yang hanya mencurahkan perhatiannya pada sang artist (penciptanya), khususnya aktifitas yang telah dilakukannya. Memahami dengan logis perkembangan sang artis sangat diperlukan untuk memisahkan perhatian kita terhadap intensitasnya pada karya-karyanya secara spesifik. Sejak Renaisance telah ada sebagian perhatian pada kehidupan pribadi sang artis atau arsitek dan perhatian yang terkait dengan kejadian-kejadian dalam kehidupannya dalam memproduksi karya atau bangunan. Misalnya, bagaimana pengaruh kesukaan Frank Lyod Fright waktu remaja pada permainan Froebel Bloks (permainan lipatan kertas) terhadap karyanya? Bagaimana pengaruh karier lain Le Corbusier sebagai seorang pelukis? Bagaimana pengaruh hubungan Eero Sarinen dengan ayahnya yang juga arsitek? Informasi seperti ini memberi kita kesempatan untuk lebih memahami dan menilai bangunan-bangunan yang dirancangnya.
3.        Contextual Criticism ( Persitiwa)
Untuk memberikan lebih ketelitian untuk lebih mengerti suatu bangunan, diperlukan beragam informasi dekriptif, informasi seperti aspek-aspek tentang sosial, politikal, dan ekonomi konteks bangunan yang telah didesain. Kebanyakan kritikus tidak mengetahui rahasia informasi mengenai faktor yang mempengaruhi proses desain kecuali mereka pribadi terlibat. Dalam kasus lain, ketika kritikus memiliki beberapa akses ke informasi, mereka tidak mampu untuk menerbitkannya karena takut tindakan hukum terhadap mereka. Tetapi informasi yang tidak kontroversial tentang konteks suatu desain suatu bangunan terkadang tersedia.
Kelebihan Kritik Deskriptif
Dengan kritik deskriptif kita bisa mengetahui suatu karya hingga ke seluk beluknya. Metode dari deskriptif ini dapat di kritisi secara induktif, dari hal yang umum ke khusus ataupun deduktif dari hal yang khusus ke umum. Metode kritik ini tidak bertujuan untuk pengembangan karya selanjutnya seperti metode impresionis yang menggunakan hasil kritik untuk karya selanjutnya.
Kekurangan Kritik Deskriptif
Hanya menjelaskan secara singkat tentang isi, proses, dan pencipta sebuah karya.

Sumber : https://ginadamar.wordpress.com/